Popular Post

Popular Posts

Posted by : Unknown Minggu, 15 Desember 2013

Jakarta, AYnews - Ketua MPR RI  menyayangkan kemelut film Soekarno besutan sutradara Hanung Bramantyo, setelah disoal salah satu anaknya, Rachmawati Soekarnoputri. Rachma menggugat Hanung ke pengadilan karena dianggap membuat film yang tidak sesuai dengan fakta sejarah, dan pemainnya dianggap tidak mewakili tokoh-tokoh yang diperankan.
Sidarto berpendapat, akting Aryo Bayu sebagai Bung Karno muda dalam film itu, dinilainya nyaris sempurna. "Wajahnya memang nggak mirip, tapi perform sebagai Soekarno, ya begitu. Saya bukan anaknya, tapi ajudannya. Walau Soekarno lebih handsome, dia (Aryo) auranya ada. Dia bisa menangkap aura Soekarno. Saya sesalkan ini digugat," ungkapnya di Jakarta, Jumat (13/12).
Selain menyayangkan bergulirnya proses hukum atas film tersebut, Sidarto juga berpasan agar para penikmat film melihat makna yang dikandung, karena kemerdekaan negeri ini tidak diperoleh secara mudah.
"Film bagus, itu film bersejarah. Kita harus lihat bagaimana perjuangan founding father dulu. Kemerdekaan Indonesia melalui proses sangat panjang, dengan idealisme. Kita harus tangkap idealisme mereka, orang cerdas gitu, keluar masuk penjara demi kemerdekaan," ungkap mantan ajudan Soekarno ini.
Ia mengaku tidak memahami permasalahan yang diajukan Rachmawati dan sangat disayangkan jika film tentang sejarah Indonesia ini harus diberhentikan penayangannya, karena film merupakan media efektif agar bangsa ini melek sejarah.
"Saya tidak tahu masalahnya (gugatan yang dilayangkan, Red.), kalau harus distop dari peredaran, saya sangat sesalkan. Lanjutkan pemutaran film Soekarno," harap Sidarto.
Semenentara itu, Wakil Ketua MPR RI Melani Leimena menilai, film yang diberi judul Soekarno ini mendukung salah satu dari empat pilar kebangsaan, yakni budaya. Selain itu, dengan film Soekarno dapat melindungi muda-mudi bangsa agar tidak terlalu mengidolakan sosok dari Barat.
"Kita butuh pahlawan agar tidak selalu lihat ke Barat dan Barat jadi idola. Kita perlu angkat film seperti ini, supaya anak muda bersemangat jadi seperti mereka. Jangan idolakan tokoh dari Barat," ujarnya.
Seperti diberitakan, film Soekarno digugat secara perdata oleh putri Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri. Alasannya, sebagian skenarionya dianggap melenceng dari fakta. Dalam kasus perdata itu, Rachmawati mengajukan gugatan ganti rugi sebesar Rp 100 miliar kepada Multivision Plus (MVP) Pictures.
Bahkan, kuasa hukum Rachmawati seperti dilansir media cetak nasional, meminta agar produser menarik film tersebut. Menurutnya, film tersebut harus ditarik dari peredaran dengan alasan Pengadilan Niaga, Jakarta, telah mengeluarkan penetapan sementara atas perkara ini atas dua adegan dalam film Soekarno yang dianggap tidak sesuai fakta. Adegan pertama, “… tangan polisi melayang ke pipi Soekarno beberapa kali. Saking kerasnya Soekarno sampai terjatuh ke lantai”. Adegan berikutnya adalah adegan “Popor senapan sang Polisi sudah menghajar wajah Soekarno”.
Padahal, tandas pengacara Tripar Miltivision, David Abraham kedua adegan tersebut tidak ada di dalam film Soekarno besutan Hanung Bramantyo. "Sungguh kami tidak memahami bahwa dua adegan tersebut menjadi dasar penetapan sementara pengadilan untuk mencabut dua adegan tersebut. Mengingat, bahwa adegan atau skenario yang dimaksud, tidak ada dalam film Soekarno," ujarnya.
David mengatakan, mestinya pihak pengadilan perlu mengecek keberadaan dua adegan yang dimaksud. Ia memastikan, dalam film yang sudah lolos sensor oleh pihak LSF (Lembaga Sensor Film), diputar di acara Premiere film pada Senin, 9 Desember 2013, maupun yang saat ini beredar di bioskop sejak 11 Desember, tidak ditemukan dua adegan yang dimaksud. (LQ)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 AHMAD YANUAR - Kurumi Tokisaki - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -